Media sosial menjadi media yang berperan penting untuk Gen Z. This makes stockbridge capital group close las vegas casino the site legal to most US citizens. Disebut generasi praktis karena untuk mendapatkan suatu informasi hanya dengan mengakses internet. Mari kulik potensi usaha Anda yang bisa diketahui dari kebiasaan mereka di dunia internet.
Bagaimana Gen Z Menggunakan Media Sosial?
Menurut data dari salah satu platform media sosial Hootsuite yang bekerjasama dengan agensi marketing We Are Social bahwa per tahun 2020 terdapat 175,4 juta pengakses internet di Indonesia. Mempunyai akses internet 24/7 melalui gadget di saku mereka. Hal ini mengubah cara generasi milenial dalam memecahkan masalah, membangun jaringan, berkomunikasi, belajar, jual beli, dan mengembangkan potensi mereka untuk bersaing di dunia kerja.
Penggunaan media sosial oleh Gen Z untuk membuat konten dengan tujuan memberikan informasi, mengisi waktu luang, atau sekadar menjadi hiburan untuk bersosialisasi agar tetap berhubungan dengan teman-teman.
Laporan digital dari We Are Social dan Hootsuite mengungkap bahwa Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk yang menggunakan ponsel pintar untuk akses internet. Ini bisa menjadi patokan Anda sebagai pemilik merek untuk memenangkan persaingan di dunia media sosial marketing, salah satunya dengan memperpanjang durasi konten.
Perlu diingat pula bahwa masyarakat Indonesia merupakan pemasang AdBlocker tertinggi di dunia. Menurut data, angkanya bisa mencapai 65 persen itu artinya hampir separuh orang yang mengakses internet di Indonesia baik melalui ponsel atau komputer tidak ingin terganggu dengan iklan. Angka ini jauh di atas rata-rata dunia yang hanya 49 persen.
Perhatian tinggi terhadap media sosial oleh masyarakat Indonesia dibuktikan dengan data bahwa mereka menghabiskan waktu hingga 3 jam 46 menit. Penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari dianggap sudah menjadi kebiasaan, mungkin jika tidak ada media sosial hidup mereka seperti hampa karena tidak adanya kegiatan lain.
Media Sosial yang Banyak Digunakan Gen Z
Tahun 2020 ini, Youtube menjadi favorit di kalangan milenial. Kegemaran menonton video menjadi hal yang mendasari memuncaknya platform sosial media ini. Sudah saatnya Youtube mulai dipelajari dan digunakan untuk memaksimalkan marketing bisnis Anda. Tak sedikit juga para influencer yang sukses berkat konten-konten mereka di Youtube bahkan bisa menghasilkan ratusan juta melalui jumlah subscriber mereka.
Dikira sempat redup, namun nyatanya Facebook masih menjadi platform yang banyak digunakan oleh para pemasar produk/jasa. Mereka mengklaim bahwa Facebook masih menguntungkan dalam meraup keuntungan dari hasil penjualan.
Data menarik lainnya, masyarakat Indonesia ternyata jarang untuk klik iklan di Facebook. Pengguna internet di Indonesia rata-rata hanya klik 8 iklan dalam satu bulan. Ini lebih rendah dari rata-rata dunia yang sebanyak 12 iklan dan jauh di bawah angka tertinggi di Israel, 23 klik iklan atau Romania 24 iklan per bulan.
Bagi Anda pemegang merek yang ingin memasang iklan berbayar untuk media sosial marketing perlu memikirkan secara matang untuk menggunakan layanan tersebut. Karena dikhawatirkan ketika sudah memasang iklan berbayar namun tidak mendapat respon dari pengguna media sosial. Sosial media yang berpengaruh berikutnya adalah Instagram. Segala postingan dari berbagai platform seperti Twitter, TikTok, bahkan Youtube secara bersamaan dapat diposting juga di Instagram. Saat ini di Instagram populer dengan postingan konten microblog. Konten ini tentang pesan dan kumpulan informasi yang dibuat bergulir atau biasa disebut carousel post.
Tak kalah pamornya sosial media yang mempunyai lambang burung yaitu Twitter. Di Indonesia, munculnya cuitan para pengguna Twitter lebih terdengar lebih dulu daripada postingan di Instagram. Twitter dapat mempengaruhi alur informasi dengan hashtag (#) yang menjadikan sebuah informasi menjadi trending topik.
Di Instagram mereka mempunyai bentuk postingan carousel post namun lain halnya di Twitter, karena keterbatasan kata untuk satu kali posting, para pengguna biasanya menyajikan pesan atau informasi dengan bentuk postingan thread. Postingan ini berbentuk rangkaian paralel sehingga memudahkan para pengguna untuk membaca informasi yang disampaikan.
Gen Z Lebih Menyukai Traveling dan Konten Visual
Gen Z adalah pelancong yang mengutamakan konten visual dan penyuka fotografi di media sosial. Namun motivasi mereka ternyata tak sekadar 108 piksel. Itulah beberapa fakta tentang Gen Z yang terungkap dalam riset Booking.com.
Ada pepatah “a picture is worth a thousand words”. Namun bagi Gen Z, kata-kata tersebut harus mencantumkan #travel dan #inspo. Riset yang diikuti oleh lebih dari 20.000 responden itu menemukan bahwa 54% responden menyukai posting dan foto tentang traveling di media sosial. Ketika akan memutuskan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi, Gen Z akan mencarinya di feed media sosial, dan 40% mengatakan bahwa media sosial adalah sumber inspirasi utama bagi perjalanan mereka.
Perempuan Gen Z cenderung memvisualisasikan rencana liburan mereka sambil melihat feed (47%). Ketergantungan pada Instagram ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata global (25%) dan bahkan juga lebih tinggi daripada milenial (30%).
Ketika memilih destinasi baru untuk dikunjungi, hampir setengah (45%) dari Gen Z mengatakan mereka dipengaruhi oleh influencer media sosial dan 35% mengatakan mereka umumnya memercayai influencer untuk urusan rekomendasi perjalanan.
Namun media sosial bukan satu-satunya acuan Gen Z karena 35% responden juga dipengaruhi oleh film dan program TV yang menayangkan destinasi wisata dan membuat mereka ingin berkunjung langsung ke tempat-tempat tersebut. Interaksi sosial secara offline juga masih menjadi acuan Gen Z untuk memperoleh rekomendasi perjalanan. Hal ini diungkapkan oleh 33% dari responden, yang mendengarkan saran dari teman ketika memutuskan untuk pergi ke destinasi wisata tertentu.
Mencari Referensi di Instagram
Dengan melihat feed influencer maupun feed di media sosialnya sendiri, 43% Gen Z mengatakan mereka tertarik bepergian ke tempat-tempat yang terlihat menarik dalam foto. Empat dari sepuluh (42%) responden selalu mengunggah foto perjalanan mereka di media sosial. Hal ini lebih banyak dari demografi usia lainnya (42% vs 35% dari semua traveler).
Selama liburan terakhir mereka, 50% Gen Z mengambil 10 sampai 30 foto setiap hari dengan satu dari empat orang (25%) mengambil lebih dari 50 foto setiap hari. Sebagai generasi pertama Digital Natives, tidak mengejutkan jika Gen Z menjadi generasi yang tidak ingin offline. Sebanyak 55% responden memandang Wifi sebagai fitur terpenting saat menginap di tempat wisata dan sebagai amenitas terfavorit.
Setelah mengetahui apa saja yang dilakukan para milenial untuk tetap eksis di media sosial, Anda juga dapat menerapkannya pada bisnis Anda. Berkreasi dengan ide di dunia digital memang sangat diperlukan untuk mengembangkan bisnis Anda di masa kini.
Sebisa mungkin Anda tidak ketinggalan satu informasi sedikitpun mengenai kesukaan anak muda yang sedang trend saat ini agar ketika mempromosikan suatu barang atau jasa bisa langsung membidik pangsa pasarnya.