Alergi pada bayi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dikeluhkan. Alergi bukanlah masalah yang hanya menyerang orang dewasa. Pasalnya, bayi juga bisa mengalami keluhan kesehatan ini. Selain itu, alergi pada bayi ini juga membuktikan bahwa alergi tidak hanya sekedar bersin atau mengi.
Alergi adalah respons sistem kekebalan terhadap benda asing yang dihirup, disuntikkan, ditelan, dan bahkan disentuh. Meski hal ini umum terjadi pada bayi, seringkali tidak mudah untuk menentukan penyebab alergi pada bayi. Sebenarnya faktor apa saja yang bisa menyebabkan bayi alergi? Bagaimana cara menanganinya?
Penyebab Alergi pada Bayi
Faktor genetik sering memainkan peran penting dalam terjadinya alergi pada bayi. Jika kedua orang tua memiliki genetika riwayat alergi, bayi mereka bisa jadi memiliki risiko alergi hingga 70%. Faktor lain yang sering menyebabkan bayi alergi adalah makanan dan lingkungan.
Dibandingkan dengan alergi yang disebabkan oleh makanan, alergi yang disebabkan oleh lingkungan itu sendiri tidaklah umum. Beberapa makanan paling umum yang menyebabkan alergi antara lain kacang-kacangan, susu, telur, kerang, dan ikan.
Pada saat yang sama, reaksi alergi yang disebabkan oleh lingkungan biasanya terjadi saat anak Anda berusia 18 tahun. Pada usia tersebut, anak mungkin alergi terhadap benda di dalam atau luar ruangan, seperti serbuk sari, tungau, bulu hewan, jamur, dan kecoak.
Ada beberapa penyebab alergi bayi lainnya. Misalnya, digigit serangga bisa menyebabkan kulit bengkak, gatal, dan kemerahan. Lalu ada obat-obatan dan bahan kimia tertentu, seperti deterjen, yang bisa menyebabkan alergi pada bayi.
Terkadang bahan kimia tertentu dalam produk bayi (seperti popok bayi sekali pakai) juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada bayi. Meski hal ini jarang terjadi, terkadang bayi alergi terhadap ASI.
Gejala Alergi pada Bayi
Jika alergi disebabkan oleh salah satu faktor di atas, bayi biasanya memiliki gejala sebagai berikut:
- Bengkak pada wajah, bibir, dan lidah
- Muntah-muntah
- Diare
- Gatal-gatal atau kulit terdapat bilur-bilur menyerupai bekas luka
- Batuk-batuk atau bersin-bersin
- Kulit memerah atau ruam
- Susah bernapas
- Hilang kesadaran atau pingsan
Cara Mengatasi Alergi pada Bayi
Cara terbaik untuk mengatasi alergi adalah dengan memahami penyebabnya. Dengan memahami penyebabnya, kita bisa mencegah bayi terpapar agar tidak terjadi reaksi alergi.
Jika mungkin karena makanan, mohon tunda pemberian makanan pada bayi yang dapat menyebabkan alergi, terutama kacang-kacangan. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang makan makanan yang dapat menyebabkan alergi, Anda harus merujuk pada nasihat dokter Anda.
Sedangkan untuk mencegah bayi dari alergi debu dan tungau dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan tempat tidur, kamar dan mainan. Juga alergi yang disebabkan oleh jamur dan kecoa. Hindari juga merokok di dekat bayi. Pick from a wide range of jackpots as well 520 s casino center blvd las vegas nv as bonus rounds, some of which can lead to life-changing cash wins.
Pada dasarnya alergi bayi tidak terjadi begitu saja, tapi butuh waktu. Semakin sering bayi terpapar alergen atau penyebab alergi, semakin banyak reaksi alergi yang akan dia alami.
Ini terjadi karena tubuh memiliki ambang toleransi, yaitu batas tertinggi bagi tubuh untuk menerima paparan. Jika terlalu banyak terpapar maka akan memicu reaksi di sistem pertahanan tubuh dan akan terjadi reaksi alergi.
Oleh karena itu, jika bayi Anda pada awalnya tidak alergi terhadap serbuk sari atau bulu kucing, maka jangan heran bila dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan reaksi alergi lain.
Butuh waktu tertentu bagi alergen untuk menyebabkan respons kekebalan tubuh. Jika bayi mengalami alergi, obat yang biasa digunakan adalah antihistamin dan kortikosteroid. Tentunya penggunaan obat ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter anak.